Isu keberlanjutan telah menjadi perhatian utama di industri fashion dalam beberapa tahun terakhir. Kini, berbagai merek ternama mulai berkomitmen untuk menciptakan koleksi yang tidak hanya indah tetapi juga ramah lingkungan. Pada tahun 2025, sustainable fashion bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan.
Bahan Ramah Lingkungan yang Mendominasi
Stella McCartney, Gucci, dan beberapa brand independen lainnya telah meluncurkan koleksi yang menggunakan bahan-bahan berkelanjutan, seperti serat bambu, kapas organik, dan kulit vegan. Gucci, misalnya, memperkenalkan tas dan sepatu berbahan kulit yang berasal dari jamur, sebuah inovasi baru yang semakin mengurangi ketergantungan pada bahan kulit hewani.
Selain itu, beberapa brand lain mulai mengadopsi konsep zero waste, di mana mereka menggunakan kembali kain sisa produksi untuk menciptakan koleksi baru. Proses ini tidak hanya mengurangi limbah tekstil, tetapi juga membantu menciptakan desain yang unik dan eksklusif.
Komitmen Brand dan Konsumen terhadap Keberlanjutan
Banyak rumah mode besar telah berjanji untuk mengurangi jejak karbon mereka dalam beberapa tahun ke depan. Burberry, misalnya, telah mengumumkan rencana untuk mencapai netral karbon pada tahun 2030 dengan menggunakan energi terbarukan di semua fasilitas produksinya.
Sementara itu, konsumen pun semakin sadar akan pentingnya fashion berkelanjutan. Berdasarkan survei terbaru, 65% pembeli mengatakan bahwa mereka lebih memilih brand yang memiliki komitmen terhadap lingkungan. Ini membuktikan bahwa sustainable fashion bukan hanya sebuah tren, tetapi juga mencerminkan perubahan besar dalam pola konsumsi global.
Dengan semakin banyaknya inovasi dalam bidang sustainable fashion, dunia mode kini berada di jalur yang lebih hijau dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.